May 28, 2007

Pintu Hidayah: The Patriot



Hari Ahad tanggal 26 Mei 2007 pada jam 19.00 – 21.00 wib di Trans7 dan RCTI sama-sama menayangkan film. Rcti dengan sinetron Pintu Hidayah berjudul “Anak Sial” dan Trans7 dengan film Holywood berjudul The Patriot. Kami berdua berusaha melihat keduanya –dengan mengganti program saat jeda iklan. Kesimpulannya: film Mel Gibson berjudul Patriot tersebut lebih layak disebut dengan Pintu Hidayah. Dia lebih memberikan petunjuk (hidayah) daripada sinetronnya Enno Lerian sebagai Anak Sial. So judul yang lebih tepat adalah Pintu Hidayah: The Patriot.

Film The Patriot bersetting di Carolina Selatan pada tahun 1776, wilayah itu dihuni oleh warga Amerika. Mereka merencanakan pemberontakan terhadap pemerintah Inggris karena konflik yang berkepanjangan dan tidak setuju untuk membayar pajak yang diwajibkan. Benjamin Martin (Mel Gibson) seorang veteran perang Perancis dan Indian yang telah memutuskan untuk tidak berperang lagi demi kedamaian keluarganya. Namun anak laki-lakinya yang menjelang dewasa, Gabriel (Heath Ledger) dan Thomas (Gregory Smith) bergabung dalam perang revolusioner di Amerika tersebut untuk menyingkirkan tentara Inggirs. Kolonel Inggris William Tavington (Jason Issacs) yang kejam menangkap Gabriel dan menggatungnya. Ada adegan pembakaran gereja dengan jamaah yang ada di dalamnya. Ketika Thomas berusaha menyelamatkan Gabriel, Tavington menembaknya. Akhirnya Benjamin tidak mempunyai pilihan lain selain ikut berperang demi kemerdekaan Amerika.

Film Pintu Hidayah: Anak Sial bercerita tentang seorang anak yang dicap ’sial’ (diperankan Enno Lerian) oleh Ayah kandungnya. Menurut Ayahnya -yang diperankan dengan baik sekali oleh Eeng Saptahadi- si Enno telah menyebabkan ibu kandungnya meninggal (karena melahirkannya). Kedua, si Enno membuat ibu tirinya keguguran –karena meninggalkan lantai kamar mandi yang licin sehingga ibu tirinya kepeleset. Ketiga Enno membuat neneknya meninggal –karena terlambat memberikan obat saat sang nenek sesak nafas. Si Enno sering ditampar ama Ayah, dibentak-bentak ama ibu tiri, dan ditindas kakak tirinya. Apalagi Enno pernah mempergoki ibu tirinya saat pacaran dengan kernet angkot, dan dianggap merebut pacar si kakak tirinya. Apes deh. Akhir cerita adalah sang Ayah –berprofesi sebagai sopir truk sehingga jarang di rumah- memergoki ibu tirinya selingkuh, kemudian ibu tiri diusir, dan ibu tiri tersebut kecelakaan ama selingkuhannya. Sang Ayah malah terkena stroke dan menyesal bahwa selama ini telah menyiksa anak sial tersebut.

Mengapa The Patriot lebih memberikan hidayah? Pertama bahwa film ini memberikan background sejarah yang heroik, bahwa untuk mencapai kesuksesan orang harus bekerja keras –bahkan kalau perlu perang dan meninggalkan seseorang yang kita cintai (keluarga dalam hal ini). Film The Patriot diadaptasi dari kisah nyata yang disesuaikan (bukan 100% real), tetapi membuat penonton akan tergiring bahwa hidup akan menghadapi kasih sayang dan kebencian pada saat yang bersamaan. Sementara sinetron Anak Sial memberi kesan bahwa orang yang shalat malah kebanyakan hidupnya sial, difitnah, dan penakut. Meski nantinya mendapat ‘kemenangan’ tetapi kesuksesan tersebut melalui keberuntungan (ketika Ayah memutuskan untuk tiba-tiba pulang dan pergoki istri). Bukan di-planning sebelumnya.Coba bayangkan misalnya Anak Sial tsb mempunyai sedikit keberanian untuk ngomong ke ayahnya mengenai kelakuan ibu tirinya –dalam hal selingkuh atau menindas ibu mertua. Hal itu mengindikasikan bahwa dia membiarkan kezaliman di muka bumi. Selain itu, jaringan mereka sebagai umat Islam lemah karena tidak ada koordinasi dengan tetangga (diadegankan bagaimana para tetangga menggunjing kelakuan ibu tirinya tetapi tidak mampu bertindak).

Di akhir cerita dinukilkan surat Al Ankabuut yang maaf saya lupa ayatnya. Tetapi bukankah Cerita sinetron Pintu Hidayah: Anak Sial sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan surat tsb. Malah the Patriot ada aura hubungannya.
Apa isi Al Ankabut secara keseluruhan? Al 'Ankabuut (surat ke-29 dalam Al Qur'an yang terdiri atas 69 ayat) berhubungan dengan perumpamaan laba-laba (Arabic: Al 'Ankabuut) pada ayat 41 surat ini. Allah mengumpamakan para penyembah berhala-berhala itu dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia. Eee sebentar kaum musrikin bisa dianalogkan dengan pembakar tempat ibadah (gereja dalam hal ini) kan ya?
Surat ini menceritakan juga tentang keimanan: bukti-bukti tentang adanya hari berbangkit dan ancaman terhadap orang-orang yang mengingkarinya, tiap-tiap diri akan merasakan mati dan hanya kepada Allah mereka akan kembali; Allah akan menjamin rezki tiap-tiap makhluk-Nya (sepertinya bagian terakhir ini yang sekiranya berhubungan dengan sinetron Pintu Hidayah tersebut)
Surat tsb berhubungan juga dengan kewajiban berbuat baik kepada dua orang ibu bapak (baik sinetron hidayah maupun film patriot menceritakan hal ini). Cobaan itu perlu untuk menguji keimanan seseorang, usaha manusia itu manfaatnya untuk dirinya sendiri bukan untuk Allah. Perlawanan terhadap kebenaran pasti hancur.
Sebenarnya tidak hanya kali ini film Pintu Hidayah mengambil sekuel yang keji, apes, dan mengandalkan keberuntungan. Tetapi lebih apesnya, pemirsanya banyak. Data Television Audience Measurement dari AGBNielsen Media Research tentang rating acara televisi periode 11-17 Desember 2005 menunjukkan, Pintu Hidayah adalah pemegang rating tertinggi yang menguasai pangsa pemirsa 31,1% dari total 4.223 pemirsa yang menonton pada waktu prime time. So? Sinetron ini ada dan terus berlanjut sekuelnya karena pasarnya banyak.

Akhirnya mengutip surah Al-'Ankabut (29) ayat 11-12
Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman; dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik. Dan berkatalah orang-orang yang kafir kepada orang-orang yang beriman:"Ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu", dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka.Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta.
Quran terjemahan By Prof. Dr. RHA Soenarjo

No comments: